Minggu, 10 Maret 2013

Pilihan Itu Sudah Terlambat

Ketika menentukan pilihan untuk menikah dengan suamiku aku tak lagi peduli dengan pendapata kedua orang tua dan saudara-saudarku. Yang akau tahu aku mencintai dia dan aku ingin menikah denganya. Ambisi..... keputusan yang penuh dasar emosi.
Perenikahan kami sudah berjalan hampir 6 tahun, kami sudah dikaruniai dua anak yang sangat lucu. aku menikmati waktuku sebagai wanita karir, karirku bagus dan,,,,,, penghasilanku sangat lumayan. Entah apa yang alku fikirkan selama ini, benar atau salah menurut umum, yang jelas sebagai perempuan aku merasa harus melindungi diriku sendiri, masa tuaku dan terutama kesejahteraanku dari segi materi.
Secara materi aku bisa memenuhi kebutuhanku dan anak-anakku tanpa campur tangan dari suamiku, yah.... maklum saja gaji suamiku memang tidak seberapa dibandingkan dengan gajiku, tak tega aku harus menuntutnya ini itu, sementara dia sebagai sulung yang masih harus menanggung kehidupan kedua orang tuanya.
Seiring dengan berjalannya waktu aku merasa ada dan tidaknya suamiku tidak begitu berarti buatku, meskipun aku menyadari betul anak-anakku sangat membutuhkan figurnya sebagi seorang ayah yang tidak mungkin aku berikanbisa aku gantikan. Sementara aku, hubungan suami istri tidaklah lebih dari suatu pemenuhan kebutuhan biologis. Aku tidak lagi memandang suamiku sebagai pelindungku, atau teman dalam pemecahan setiah masalah kehidupanku.
Semakin hari kehidupan rumah tanggaku semakin hambar, tidak ada lagi "saling membutuhkan" dengan cinta. Kami terus bertahan dengan kehidupan seperti ini demi anak-ank kami, sementara pribadi kami masing-masing meiliki kehidupan masing-masing yang jauh berbeda.
Tuhan seandainya pilkihan itu ada "aku akan memilih untuk tidak menikah dengannya dan tidak ada anak-anakku yang membutuhkannya" tapi semua itu terlamabat, dan aku..... hingga kini terjebak dalam ego yang entah sampai kapan aku mampu untuk membendungnya.Aku tahu keluargaku yang akan jadi taruhannya, anak-anakku yang akan jadi korbannya, tapi argh...... saat ini aku belum juga bisa...........

Selasa, 22 November 2011

Aku lakukan semua untukmu dan kamu selingkuh??

Tulisan ini terinspirasi dari kehidupan seorang teman dekat

Sebut saja namanya Indah, sebuah nama yang bagus namun sayang dalam kehidupan rumah tangga bisa dibilang dia tidak mendapatkan kehidupan yang indah

Indah menikah di usia 21 th dengan pria yang dia kenal dari dunia maya, seperti yang terjadi kebanyakan saat ini, setelah saling tukar nomor HP, hubungan via chat brganti by phone. Setelah beberapa lama berhubungan lewat telepon akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu, sampai akhirnya merekapun memutuskan untuk menikah.

Pernikahan yang menjadi impian setiap wanita, ternyata sangatlah tidak menyenangkan buat Indah. Bulan keempat  tepat 3 bulan Indah mengandung anak pertamanya, dia mulai merasakan kekerasan, dan sikap yang kasar dari suaminya. Karena kondisi ekonomi yang belum bisa dibilang mapan, Indahpun berusaha mengerti kelakuan kasar suaminya mungkin karena stres dengan pekerjaan dan tuntutan hidup di ibu kota.

Hari terus berlalu seiring dengan tumbuh kembang buah hati Indah, begitu juga dengan kekerasan dan sifat kasar suami yang harus ia terima. Indah tetap bertahan demi anaknya, dan dia memutuskan untuk bekerja. Sedikit kebahagiaan karena dia bisa bergaul dengan teman-teman di kantor, dan kembali menggeluti bidang yang dia pelajari semasa kuliah, tapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Dengan bekerjanya Indah dan mendapatkan penghasilan, suaminya yang sering tidak cocok dengan atasan dan berpindah-pindah tempat kerja memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan cukup lama menjadi benalu dalam kehidupan Indah.

Keadaan yang berbalik yang menjadikan Indah sebagai tulang punggung keluarganya tidak merubah sikap suaminya untuk bosa menjadi lebih santun, dan sedikit lembut, Indah tetap harus merasakan lelah dan sakit secara fisik dan psikisnya, begitu juga dengan buah hatinya yang sudah menjadi makanan hari2nya melihat kekerasan sang ayah kepada bunda tercinta.

Sedikit angin segar memberikan harapan baru bagi Indah, suaminya memutuskan untuk membuka usaha sendiri, meskipun Indah harus membantunya untuk mendapatkan modal. tidak hanya modal Indahpun rela mengisi hari libur kerja akhir minggunya untuk tetap bekerja mencari customer, demi penghasilan usaha sang suami dan kehidupan keluarga yang lebih baik. tuhan memang selalu memberikan hasil yang setimpal untuk usaha umatnya, Indahpun berhasil mendapatkan banyak customer, meskipun tanpa komisi dari hasil yang diperoleh suaminya.

Kehidupannya terus berjalan sesuai dengan Pemberi kehidupan. Entah kenapa hari itu Indah ingin cepat sampai di rumah, tidak seperti biasa jam 5 dia sudah di depan pintu kamar apartemennya, keinginan untuk menghilangkan penat dengan segera sirna sudah, karena dia harus menunggu pintu kamar yang juga kantor suaminya itu tidak terbuka sampai satu jam. Lama menunggu, akhirnya suaminya membuka pintu juga, tapi bukan perasaan lega karena sudah bisa masuk kamarnya, indah malah pusing dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya setelah melihat suaminya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah karyawan suaminya, untuk kali kedua, kenapa harus dengan wanita ini lagi dan... ya... dia telah mengabaikan banyak informasi dari karyawan-karyawan suaminya yang lain, kalau marketing yang satu itu tidak pernah mencari klien hanya ada di Office saja. Sempat dia bertanya apa yang mereka lakukan tapi Talak dan sikap kasar yang menjadi jawabannya, dan semua yang dia lakukan untuk suaminya selama ini??????




Semoga cerita ini bermanfaat, semua kejadian sebagai akibat sesuatu yang menyebabkannya. Hubungan dalam rumah tangga memang tidak mudah, pasti banyak masalah yang timbul di dalamnya, dan semua tergantung dari bagaimana sikap pelakunya. Mencari siapa yang salah bukan menyelesaikan masalah, tapi alangkah bijaknya jika kita membaca apa yang sudah kita lakukan dan menelusur sebab terjadinya semua masalah.

Minggu, 18 September 2011

Berbagi cinta dengan saudara ipar atau wanita lain???

Menyesal yang saat ini aku rasakan. Karena sifatku aku kehilangan sebagian kebahagiaan yang sangat berarti dalam hidupku.

Semua berawal sejak awal pernikahanku, mungkin aku termasuk tipe wanita penuntut, kurang perhatian dan selalu mengedepankan perasaan dalam menjalani keseharian rumah tanggaku. hal yang sangat membuat hati dan rumah tanggaku tidak tenang adalah kasih sayang suamiku keluarganya. Aku sangat tidak rela jika aku harus berbagi kasih bahkan materi suamiku dengan mereka. Rasa iri terus mewarnai hari-hariku, aku selalu menuntut suamiku untuk ini dan itu, sampai aku lupa apakah aku sudah memberikan yang terbaik kepadanya???

Secara materi suamiku bisa dikatakan memberikan lebih dari cukup, bahkan dari waktu ke waktu keadaan ekonomi rumah tanggaku semakin meningkat. Mobil, rumah semua yang aku mau, suamiku selalu memberi untukku, dan semuanya atas namaku. Semua itu membuatku semakin takut dan sombong dengan apa yang aku miliki, dan kesalahan terbesarku adalah sikapku yang tidak baik dan cenderung menyepelehkan suamiku dan keluarganya, entah sudah berapa lama semua ini terjadi. Aku membuat jurang yang sangat dalam antara aku dan adik-adik iparku, dan itu sangat menyakitkan suamiku sebagai anak tertua dalam keluarganya.

Mungkin aku tidak akan pernah melakukan itu jika aku tau yang akan terjadi, seharusnya saat itu aku berfikir, berbagi kasih sayang adalah hal yang sangat menyenangkan, toh mereka juga saudaraku. Berbagi materi dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dari kebutuhan bulananku adalah hal yang sangat wajar sebagai istri dari kakak tertua adik-adik iparku.

Tapi penyesalan yang selalu datang terlambat memang tidak ada gunanya. Keegoisan yang menutup akal karena selalu mengedepankan perasaan akan selalu membawa dalam kehancuran. Kini aku tidak lagi berbagi kasih sayang dan materi suamiku dengan adik ipar dan mertuaku saja, tapi dengan wanita lain. Ya, aku terlalu sibuk dengan perasaanku sehingga aku lupa bahwa suamiku juga manusia yang ingin dihormati dan dijaga perasaannya. Aku gagal menjadi seorang istri, teman dan ibu yang menyenangkan dan baik bagi suamiku. Kini aku menjadi wanita yang penuh penyesalan dan perasaan yang lebih sakit, karena harus berbagi suamiku dengan perempuan lain.Dan semua materi yang aku miliki tidaklah berarti lagi.....

Satu hal yang aku ambil dalam perjalan hidupku, suamiku bukanlah mesin pencetak uang yang tidak punya perasaan dan rasa ingin dibahagiakan.

Semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari tulisan ini, dan tidak mengalami hal yang sama, materi sebesar apapun yang kita miliki tidak akan bisa menggantikan kebahagiaan dimana kita bisa mendapatkan dan memberikan kasih sayang kepada keluarga dan orang-orang terdekat kita

Sabtu, 09 Juli 2011

Minggu, 03 Juli 2011

kehidupan

Semua yang terjadi tidak lepas dari kehendakNya. Kehidupan ini tidak akan pernah benar-benar sesuai seperti yang kita inginkan. Tuhan sangat baik, dengan kasih dan sayangNya selalu memberikan yang terbaik.
Manusia hanya bisa berharap dan berperilaku sesuai kehendakNya, apapun yang kita lakukan, dimanapun dan kapanpun kita berada semua tidak lepas dari campur tanganNya.

Tidak satupun yang bisa disombongkan dalam kehidupan ini. Semua yang kita punya dan kita raih  bukan semata-mata karena usaha kita sendiri. Begitu juga dengan harapan, harapan hanya akan  membawa kekecewaaan yang tidak jelas batasnya. Percaya akan kemampuanNya dalam memberikan yang terbaik untuk kita mungkin jalan satu-satunya untuk kita bisa menikmati dan mensyukuri kehidupan, dan merasakan surgaNya. Karena Tuhan begitu baik, dan sangat baik....

Kamis, 06 Januari 2011

Ibu vs anak

Bagi saya Ibu adalah segalanya, namun tidak semua orang berfikiran yang sama. Kata-kata ibu bagi saya adalah kata-kata keramat, apalagi larangan-larangan beliau, apabila saya nekat melakukan pasti ada saja hal buruk yang terjadi nantinya. Keadaan emosi kadang membuat diri menjadi tidak terkontrol, misalnya berkata-kata yang "jelek", jangan sampai hal ini sering terjadi pada seorang Ibu, karena ada yang bilang kata-kata bisa menjadi do'a, nah kalau sampai kata-kata jelek atau umpatan yang keluar dari Ibu, misalnya "lihat saja kelak kamu tidak akan menemukan kebahagiaan", nah khan??kalau kemudian kata-kata tersebut menjadi do'a yang dikabulkan bagaimana hayow??

Sering sekali saya mendengar seorang Ibu mengeluarkan kata-kata jelek pada saat marah atau merasa jengkel dengan buah hatinya. Hal ini menurut saya bukan hal yang baik, selain kata-kata Ibu bisa menjadi do'a alasan yang lain adalah :
  1. Berkata tidak baik itu menurut etika budaya kita tidak diperbolehkan
  2. Kebiasaan Berkata jelek kepada anak akan ditiru anak ketika berbicara dengan orang lain
  3. Menimbulkan dendam pada anak, yang sering saya lihat di sekitar kata-kata jelek Ibu bukan membuat anak takut, tetapi malah memberontak karena merasa diperlakukan tidak baik oleh orang tuanya
Memang tidak ada asap kalau tidak ada api, kemarahan Ibu tidak akan terjadi tanpa suatu sebab. Biasanya penyebabnya adalah ketidak puasan karena sesuatu yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Di sini kebanyakan seorang Ibu ingin dihormati anak, tidak mau disangkal pendapatnya oleh anak, sebaliknya anak mempuanyai pemikiran sendiri tentang pendapat atau apa yang mereka lakukan berdasarkan limgkungan dan masa di mana mereka tumbuh atau berkembang, yang tentunya berbeda dengan sang Ibu.

Untuk mengatasi kondisi tersebut agar tidak sampai sering mengeluarkan kata-kata jelek pada anak, perlu adanya saling pengertian. Sebagai seorang Ibu harus tetap menghargai pendapat anaknya, Ibu harus menyadari perbedaan masa dalam perjalanan kehidupan antar Ibu dan anak yang tidak sama. Jangan pernah beranggapan karena anda adalah Ibu yang melahirkan anaknya, maka anda mempunyai hak penuh dalam kehidupan sang anak, sehingga apa yang anda inginkan harus dikerjakan oleh sang anak. Yang perlu diingat di sini Tuhan memberika kehidupan kepada masing-masing orang, begitu juga dengan anak kita yang mempunyai kehidupannya sendiri. Bagi seorang anak hendaknya dalam mengungkapkan pendapat dengan kata-kata yang baik, jangan dengan nada keras yang mebuat Ibu tersinggung dan akhirnya marah, Dengarkan kemauan Ibu, utarakan perbedaan pendapat dengan alasan yang jelas dan logis, dan katakan dengan pelan tentunya, jika Ibu masih kukuh pada pendapatnya tidak ada ruginya jika anda mengalah untuk berkata "iya" meskipun anda tetap melakukan apa yang anda anggap benar, dan memang hal yang benar.

Senin, 23 Maret 2009

perempuan

PEREMPUAN

Begitu banyak yang ingin saya tulis tentang makhluk Tuhan yang diciptakan untuk menjadi perhiasan dunia ini
Tanpa perempuan, mungkin kehidupan akan hambar
Tapi sayang begitu banyak perempuan yang tidak mengerti betapa berartinya mereka, sehingga kadang mereka lupa untuk menghargai diri mereka sendiri, jadi wajar saja kalau makhluk Tuhan berjenis kelamin laki-laki menganggap mereka tidak berarti, hmmm


Ini cerita dari teman masa kecil saya,Sedikit saja tentang dia yang mudah sekali mendapatkan ijin untuk bisa camping dg teman2 pecinta alam, atau teman-teman main di luar sekolah, dia kehilangan keperawanannya ketika umur 16 th, pada saat dia pergi ke salah satu tempat wisata, entah diperkosa atau apa yang jelas ketika bangun dia merasakan perih dalam diri wanitanya, dan yang dia ingat hanya semalam dia minum bersama teman-teman yang lain dan merasakan pusing.

Ada lagi teman SD saya yang harus putus sekolah waktu pertengahan kelas 3 SMP karena hamil, ntah itu anak siapa yang pasti malam itu dia menikah dengan pacarnya yang mau menjadi suami hanya saat malam akad tanpa ada ikatan tanggung jawab

Saya pernah salut dengan adik kelas saya yang sangat cerdas dan harus merayakan kelulusan SMAnya dengan pernikahan untuk anak yang menghuni rahimnya selama 3 bulan, ntah kenapa dulu dia memberikan keperawanannya hanya karena sang mantan pacar ingin bukti kalo dia masih virgin setelah menginap d rumah pacar pertamanya

Pendiam, tercatat anak rumahan yang baik dalam linkungan rumah saya,dan ketika saya pulang kuliah saya melihat dia dengan menunduk malu agak membungkuk menutup perutnya masuk ke mobil yang mengantarnya ke KUA, 2 bulan kemudian dia resmi menjadi ibu dari putri yang sangat lucu

Teman sebangku saya yang entah benar atau tidak dia sering menginap di hotel sepulang kerja dengan pria yang saya kenal cukup baik, pertengahan bulan ini menikah dengan pria beranak itu yang tentunya membuat runyam keluarga sang pria dan membuat frustasi salah satu anaknya.

Perempuan yang tangguh, sarjana dan berkemauan keras, pekerja keras dan berperilaku modern menggugat suaminya dan memilih untuk menjalin hubungan dengan suami teman kuliahnya

Setelah lama tidak bertemu saya melihat teman saya dengan wajah murung, sambil minum juice sharing crta masing2, ternyata yang mengganggu pikirannya kekhawatiran, takut hamil karena tiga hari sebelumnya pacarnya mencapai ejakulasi pada saat petting bersamanya

ini hanya beberapa saja dari kisah yang saya dapat dalam perjalanan kehidupan ini, mungkin di luar sana masih banyak lagi dan beragam cerita tentang perempuan. Kisah-kisah ini menjadi catatan saya saja, untuk saya ingat, karena tidak menutup kemungkinan hal di atas terjadi pada saya atau perempuan mana saja.
Tuhan maha baik, yang memelihara kebaikan dan keburukan
Tuhan memuliakan semua makhluknya, namun kita sendiri yang sering membuat diri kita hina